Beberapa waktu yang lalu, sebuah video di aplikasi TikTok yang memperlihatkan 'kehidupan' di dalam komedo melalui mikroskop (https://vt.tiktok.com/ZSdudGrnJ/) menjadi viral. Melalui video tersebut, terlihat makhluk hidup berukuran kecil bergerak-gerak yang menyedot perhatian netizen sekaligus membuat orang bertanya-tanya. Sebenarnya, apa sih makhluk kecil yang ada di dalam komedo tersebut?
Untuk menjawab rasa penasaran kamu, yuk simak artikel ini sampai habis!
Video berdurasi 4 menit 6 detik oleh akun @muhammad1992fatah memperlihatkan komedo yang telah diekstraksi pada zoom 40x. Ia juga menjelaskan bahwa komedo terdiri dari minyak wajah (sebum), sel kulit mati, kotoran, dan debu. Setelahnya, video mulai menunjukkan adanya 'sesuatu' yang bergerak-gerak dalam komedo.
Menanggapi fenomena yang ada di video viral tersebut, dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK, Dip. AAAM. MHKes, FKCCS memberikan sedikit penjelasan. Dokter Edwin mengatakan, "Makhluk kecil di mikroskop tersebut merupakan sejenis tungau atau kutu yang disebut dengan Demodex. Pada manusia, terdapat setidaknya dua jenis Demodex. Jenis pertama adalah Demodex Folliculorum, kutu yang tinggal di folikel rambut. Jenis kedua disebut dengan Demodex Brevis, kutu yang tinggal di kelenjar minyak kulit".
Dokter Edwin melanjutkan bahwa Demodex sudah lama tinggal di kulit manusia. Kutu ini juga memiliki manfaat seperti menciptakan lingkungan yang asam di kulit, sehingga bakteri jahat yang menempel pada kulit akan lebih sulit untuk hidup. Di sisi lain, jika imun tubuh kita turun, jumlah Demodex bisa meningkat yang berisiko memblokir kelenjar minyak atau folikel rambut. Ditambah, bila Demodex ini mati, bakteri dan kotorannya dapat memicu respon imun dan juga peradangan kulit. "Perlu diketahui, Demodex tidak menyebabkan komedo, namun salah satu jenis Demodex yang tinggal di kelenjar kulit bisa menimbulkan acne vulgaris (jerawat), rosacea, hingga perioral dermatitis", jelas dr. Edwin.
Mengenal komedo
Menurut dokter Edwin Tanihaha, komedo bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:
Genetik kulit berminyak
Pola hidup tidak sehat
Tidur larut malam
Merokok
Mengonsumsi gula dan karbohidrat secara berlebihan
Stress
Semua hal yang disebutkan dapat memicu meningkatnya hormon kortisol yang kemudian dapat meningkatkan hormon androgen.
Cara mengatasi komedo
Tidak boleh asal dipencet, komedo harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum memutuskan perawatannya. Untuk komedo yang superfisial dan mudah, facial treatment atau ekstrasi dapat dilakukan secara langsung. Di sisi lain, jika komedonya tumbuh agak dalam (deep comedo), penggunaan krim yang berfungsi mengkikis sel kulit mati dibutuhkan. Selain itu, perawatan kombinasi seperti dengan obat minum terkadang diperlukan untuk mengurangi produksi minyak.
Comments