Lagi, sebuah video dari seorang guru yang menceritakan satu murid SD memiliki banyak kutu menjadi viral di Instagram dan juga TikTok. Dalam video tersebut, sang guru bercerita si anak selalu garuk-garuk kepala selagi belajar. Merasa simpati, akhirnya guru dari anak SD tersebut bantu menyisirkan rambut siswinya yang ternyata memiliki banyak kutu. Tidak hanya ada 1 atau 2, kutu yang ada dalam rambutnya terlihat mencapai lebih dari puluhan.
Menanggapi hal ini, dokter utama spesialis kulit kelamin di IORA Clinic, dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK memberikan beberapa penjelasan. Simak yuk!
Kutu Rambut Kulit Kepala
Menurut dokter Edwin, kutu rambut atau kutu yang ada di kulit kepala merupakan infeksi parasit. Secara umum, kutu (head louse) adalah serangga tak bersayap yang dapat tinggal dan hidup di rambut dengan cara menghisap darah kulit kepala per-6 jam. "Gatal yang dirasakan penderita disebabkan oleh cara kerja kutu yang memang menghisap darah melalui kulit kepala. Rasa gatal juga bisa semakin parah pada malam hari", imbuh dokter Edwin.
Dalam istilah medis, kondisi kutu rambut ini disebut dengan pediculus capitis. Menurut jurnal kesehatan, siklus hidup kutu terbagi menjadi 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan kutu dewasa.
Telur kutu: Biasanya sulit dilihat dan sering disalahartikan sebagai ketombe. Telur kutu diletakkan oleh kutu betina dewasa dan ditanam pada dasar batang rambut terdekat dengan kulit kepala. Bentuk telur kutu adalah lonjong, seringnya berwarna kuning atau putih. Telur kutu membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menetas (kisaran 6 hingga 9 hari).
Nimfa (anak kutu): Telur menetas menjadi nimfa (anak kutu), umumnya berwarna kuning kusam dan menempel pada batang rambut. Nimfa terlihat seperti kutu kepala dewasa, tetapi seukuran kepala peniti. Nimfa menjadi dewasa setelah 7 hari setelah menetas.
Kutu dewasa: Kutu dewasa berukuran sekiranya sebesar biji wijen, memiliki 6 kaki (masing-masing dengan cakar), dan berwarna hitam keabu-abuan. Kutu dewasa dapat hidup hingga 30 hari di kepala seseorang. Untuk hidup, kutu dewasa perlu menghisap darah beberapa kali sehari.
Mudah menular, dokter Edwin menghimbau, "Perlu diwaspadai, kutu bisa menular dan telurnya dapat bertambah banyak melalui kontak langsung, ataupun perantara benda seperti handuk, topi, dan sisir yang dipakai bersama dengan seseorang yang memiliki kutu".
Karena cenderung gatal pada malam hari, kondisi ini berdampak pada terganggunya jam tidur yang nantinya bisa mengganggu konsentrasi anak ketika belajar. Selain itu, muncul rasa tidak percaya diri, sampai dengan bad mood dalam menjalani aktivitas harian.
Tidak perlu gusar, kondisi kutu rambut atau kutu kulit kepala ini masih ada harapan untuk disembuhkan. Dokter Edwim berkata, "Kondisi kutu bisa diatasi dengan krim anti kutu. Meski begitu, krim anti kutu tidak bisa mengatasi telur kutu yang akan menetas dalam 1-2 minggu, sehingga pemakaian krim anti kutu harus dilakukan secara berulang".
Sebagai kesimpulan, dokter Edwin Tanihaha berpendapat bahwa kita harus betul-betul menjaga kebersihan rambut serta kulit kepala. Hindari memakai barang pribadi secara bersamaan dengan orang lain, dan jika ada anak atau kerabat terlihat tidak nyaman karena gatal di kepala, ada baiknya periksakan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui apakah ada permasalahan kutu atau kondisi lain.
Comments